Reog Ponorogo
REOG PONOROGO
![]() |
Reog Ponorogo |
Reog Ponorogo – Kesenian Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian dari Indonesia yang sangat populer. Bukan hanya di Indonesia saja, melainkan sudah sangat terkenal di dunia. Hal ini dikarenakan kesenian ini sangat unik dan tidak bisa ditemui di tempat lain
Pementasan seni Reog Ponorogo dimulai dengan beberapa tarian pembuka yaitu tarian yang pertama dibawakan oleh 6 – 8 pria yang berpakaian serba hitam, berkumis dan berwajah merah yang menggambarkan keberanian dan kegagahan tersebut. Para penari kemudian melakukan gerakan tari reog ponorogo seperti singa yang pemberani. Tarian dilanjutkan oleh 6 – 8 gadis yang menaiki kuda atau biasa disebut Jathilan. Tarian ini menggambarkan kelincahan prajurit berkuda yang sedang berlatih perang menggunakan kuda.
Selanjutnya adalah tarian yang dilakukan oleh anak kecil yang bertopeng, mereka akan melakukan berbagai atraksi yang membuat para penonton kagum. Adegan yang dibawakan ini cenderung lucu bertujuan untuk menghibur penonton.
Adegan Inti Reog Ponorogo
Setelah tari reog pembuka selesai maka masuklah ke adegan inti yang isinya disesuaikan dengan acara yang diperingati. Jika permaianan Reog tersebut dalam rangka pernikahan maka akan ditampilkan adegan percintaan, atau bisa juga acara khitanan yang akan menceritakan kisah seorang pendekar.Adegan dalam seni Reog ini tidak perlu memakai skenario, semua bisa dilakukan secara tiba-tiba dengan adanya interaksi antara dalang, pemain dan penonton. Tujuan utama dalam pementasan adalah kepuasan para penontonya.
Adegan Penutup Seni Reog
Inilah adegan yang paling dinanti-nanti dalam pementasan seni Reog Ponorogo, yaitu tarian dari Singo Barong yang dimainkan oleh beberapa orang menggunakan topeng besar yang bentuknya seperti kepala harimau dan bulu merak. Para penari akan melakukan atraksi untuk memainkan topeng tersebut dengan sangat lincah dan mengagumkan. Yang membuat kagum adalah ukuran topeng yang mencapai 50 Kg bisa di angkat hanya menggunakan gigi.Itulah informasi mengenai pementasan seni Reog Ponorogo mulai dari waktu penyelenggarakan hingga alur cerita yang ditampilkan. Dengan mengetahui alur ceritanya, maka kita bisa tahu dan lebih paham mengenai seni Reog meskipun belum pernah melihatnya secara langsung.
Mengenal Tokoh-tokoh Dalam Seni Reog

Mungkin Anda sudah sering melihat pertunjukan kesenian Reog dari Ponorogo, entah secara langsung atau tidak langsung. Di dalam pertunjukan tersebut pasti anda melihat beberapa tokoh seperti Singa dan Merak yang menjadi satu dengan ukuran yang sangat besar, para penari kuda, penari laki-laki bertopeng dan lain sebagainya. Namun tahukan anda nama dari masing-masing tokoh-tokoh dalam seni Reog tersebut?
Nah berikut ini akan kami ulas mengenai tokoh-tokoh dalam seni Reog Ponorogo tersebut.
Jathil

Dahulunya Penari Jathil adalah anak laki-laki yang berparas tampan namun memiliki sisi feminism seperti wanita. Namun mulai tahun 1980an ketika kesenian diundang dalam acara PRJ (Pekan Raya Jakarta) penari Jathil diganti dengan penari wanita yang dianggap gerakannya lebih feminism. Gerakan Jathil ini cenderung lincah, genit dan lembut yang dipadukan dengan pola ritmis dari irama lagu serta irama ngraciknya.
Warok

Barongan (Dadak Merak)

Sedangkan untuk Dadak Merak, kerangkanya terbuat dari bahan bamboo dan rotan yang digunakan untuk menyusun bulu-bulu merak agar bulu merak terlihat mengembang ke atas. Ada juga tasbih atau manik-manik yang dipadukan dengan krakap atau kain beludru berwarna hitam yang disulam dengan mote. Umumnya ukuran Dadak Merak adalah 2,25 hingga 2,30 meter. Sedangkan beratnya sekitar 50 Kg.
Klono Sewandono

Dewi tersebut memberikan persyaratan untuk calon suaminya agar membaut pertunjukan hewan berkepala dua berserta 40 kuda kembar. Dengan kesaktiannya, Ia mampu mengabulkan permintaa Dewi. Gambaran dari tokoh ini sangat gagah perkasa dan sakti mandraguna. Ia selalu membawa pecut Mandraguna yang pernah digunakan untuk mengalahkan Singabarong. Karena saat itu Raja sedang jatuh cinta, maka gerakan tokoh ini menggambarkan orang yang sedang kasmaran.
Bujang Ganong (Ganongan)
